Selasa, 30 Oktober 2012


Aku ingin seperti rumput di depan kelas, yang tetap tumbuh meskipun beberapa kali diinjak bahkan sempat gundul dan hampir mati. Aku ingin seperti tanaman rosela dihalaman kelas, meskipun tanaman itu sudah hilang dan raib entah kemana, akan tetapi bu maryam masih ingat dan menanyakannya. Aku ingin, seperti kelas yang dulu kita tempati. Meski beberapa gerombolan murid yang berbeda mengisinya, ia tetap mengingat bahwa kita pernah berada disana.
Kalian itu, kreasi dari sebuah kehidupan…
Kalian itu, inspirasi yang hidup…


JW



Kamis, 25 Oktober 2012

"Pabetot-betot"


“Pabetot-betot”katanya kalau bikin judul artikel itu harus yang bikin orang penasaran. Apakah yang terjadi sehingga “pabetot-betot ” ini menjadi judul yang di posting di blog resmi kelas kita? Let’s see...
Sebenernya kita udah latihan jauh-jauh hari sebelum kabar bulbas ini panas, karena perubahan tema itulah kita mulai lagi semuanya dari awal. Konflik di alur ini bukan Cuma nari aja, tapi UTS. Weleeeh -,-
Konsentrasi sempet pecah gara-gara persiapan di beberapa mata lomba masih kurang, tapi untungnya Dikhsan sang ketuplek memutuskan untuk vacuum latihan bulbas dan fokus ke uts. Dan tau hasilnya ? Biologi, dari satu kelas yang lulus Cuma Anita aja! Keterlaluaaaanzzsekhalee ..
Kesibukan kita tanpa di sadari mempengaruhi kinerja kita yang menurun, terutama di bidang akademik. Walaupun, iyasih enggak sedikit juga calon-calon professor di kelas yang ulangannya rata-rata kece. Wiih ~ yah intinya semua orang dikasih waktu 24 jam sehari untuk di manfaatkan sebaik-baiknya. Yah inilah hasilnya, yang berhasil memanfaatkan waktunya, sukses. yang enggak bisa memanfaatkan waktunya, bakalan jadi orang SO LAME! Oke cukup intermezzonya, back to the story, intinya kita semuanya sempet keteteran gara-gara bulan bahasa ini sehingga nilai yang kita dapatka itu kayaknya jauh dari ekspektasi.
Konflik ini adaaa lagi, masalah pembiayaan. Bulan bahasa, butuh fulus sedangkan qurban belum lunas dan uang kas kelas, harus selalu bayar. Untuk pelajar yang kalo butuh tinggal “namprak” sih cetek, kalo buat yang dikasihnya duit bulanan ? widiih, ilmu managementnya kudu bagus tuh. Kadang-kadang pengeeen banget ngirit untuk enggak jajan. Tapi rasa kangen pada aa kopsis membuat saya merelakan beberapa lembar fulus dari kantong yang rencananya buat bayar ini dan itulah. Haha..
From the explanation, have you understood why i choose “pabetot-betot” as the title of the article? Oke, right.
Yang pabetot-betot itu adalah konflik dalam diri kita sendiri, antara bulbas dan UTS. Mau milih salah satu atau dua-duanya? Eh, dua-duanya harus jalan yah, tapi yang mana yang mau di utamain coba? UTS? Buktinya nilainya juga kagak perfect dan memuaskan. Yah tapi masih ada kesempatan untuk berubah kan?
Satu lagi yang bikin kita pabetot-betot adalah duit, duit Qurban, duit bulbas dan duit kas. Wih kalo enggak dibayar pasti hutangnya banyak dah...

Semoga ada pelajaran yang bisa kita ambil dari insiden “pabetot-betot” ini, yah seenggaknya belajar tentang skala prioritas lah yang mana yah harus di utamain dan mana yang harus di nomor duakan. Tapi janganlah mendua, karena akan ada hati yang terluka *haah? Maaf writer mulai ngawur bos* Setujuuuu?

Teruntuk panitia bulan bahasa


Teruntuk panitia bulan bahasa,
Hari ini (24 Oktober 2012) jadwal bulan bahasa berubah lagi, setelah keterlambatan jadwal sebelumnya. Rencana-rencana yang sudah matang itu kini seakan di buang, terang saja jadwal lomba beberapa orang mengalami perubahan karena bentroknya jadwal.
Misalnya, Rafa, Rafa memegang lomba Story telling dan Debat yang semula ada di hari yang berbeda, ternyata di jadwal yang baru Story telling dan debat ada pada hari yang sama ! otomatislah di cari penggantinya yang sampai sekarang (ditulisnya artikel ini) belum jelas siapa-siapanya.
Sebenarnya ini bukan kali pertama kami menjadi “korban” panitia. Sebelumnya, panitia mengumumkan bahwa tari yang di lombakan adalah “Bajidor Kahot”, setelah kami berlatih setengah jalan, semuanya di rubah! Tarinya berdasarkan provinsi! Wiih, ngerepotin pelatih nih.

Informasi yang kalang-kabut juga jadi kendala dan sekaligus menjadi bukti ke-kurangmatangan persiapan bulan bahasa, untuk kaulinan barudak asalnya 10 orang, lalu informasi berubah menjadi 7 orang dan barusaaaaan banget, di umumkan jadinya peserta kaulinan barudak itu 10 orang ! ngebingungin yah -___-
Oh iya, selain itu untuk naskah story telling menurut kabar yang beredar akan di bagikan 1 hari sebelum perlombaan. Hah? Emang pesertanya manusia jenis apaan bisa bikin properti dan ngapalin naskah dalam 1 hari? Weeew -____-

Well, maaf ini mungkin frontal. Tapi, maksudnya kami menyampaikan kritik (memang dengan cara yang rada pedas dan sekeut) namun, Actually kegiatan ini mengasyikan sekali, buktinya kami sampai terlantar di depan kelas - dan ngakak gara-gara ada lomba kentut - setelah ada perubahan jadwal yang bikin otak kami panas mikirin rencana dan strategi menyiasati jadwal apesin yang bentrok itu...
Kami harap, tahun depan ini enggak akan terjadi lagi, panitia harus bisa tegas dan bisa komunikasi satu sama lain. Keputusan yang panitia ambil bukan buat satu-dua orang tapi BUAT SATU SEKOLAH. Right? Tegaslah hey panitiaaa ~ jangan buat kami bingung...

RF

Selasa, 23 Oktober 2012

Pengalaman pertama


Masuk SMAN 1 Baleendah, dari awal mungkin enggak pernah kepikir terlalu dalem masalah kegiatan-kegiatan di luar KBM. Tapi ternyataaa, widiiih banyaknyaaa kegiatan yang kadang “menyadap” waktu untuk belajar. Salah satunya kali ini, bulan bahasa...

Bulan bahasa ini cukup menguras tenaga kami, apalagi ini adalah kali pertama kami semua  terlibat dalam bulan bahasa (maklum, kelas sepuluh, siswa baru. hehe)
Syukurnya, Sepuluh satu, sudah mempersiapkan semuanya sejak awal, walaupun untuk tari sempat ada beberapa kendala, karena setelah beberapa kali latihan tari yang asalnya “banjidor kahot” di ganti menjadi tarian sesuai provisi. Widiiih, itu membuat kami semua gelagapan, khususnya para penari yang terdiri dari Nadzya, Lanny, Ridha, Gina dan Nikita.

Namun berkat sistem “kebut-kebutan” yang dilakukan sang ketua pelaksana kelas, Dikhsan akhirnya kita semua bisa mengatasinya.

Lambatnya informasi dari sekolah bikin kami ikut keteteran, masalah jadwal lomba, adaaa aja orang-orang yang bentrok punya dua acara dalam satu hari. Jadi yaaah, dengan akal yang kita punya kita akalin lah semuanya. Haha dan semoga akal kita kini jalan dengan mulus, semulus kain sutra.

Jalan iktiar sudah kta jalani, tak lupa juga kami menyempatkan berdoa kepada  tuhan agar menapatka hasil terbaik di bulan bahasa. Yang terbaik bukan artinya jadi pemenang, tapi yang terbaik adalah apa yang kita daptkan nanti, mau itu kalah, mau itu menang yang jelas TUHAN ITU MELIHAT CARA, BUKAN HASIL. Kita semua sudah iktiar, tinggal tawakal pada tuhan. Iyakhaaaann? *gaya anak alay*